TEKS EKSPLANASI

PENGERTIAN
Teks eksplanasi adalah teks yang menjelaskan tentang terjadinya suatu fenomena alam maupun sosial berdasarkan hubungan kausalitasnya secara berurutan.

CIRI-CIRI
  1. Memuat informasi
  2. Faktual
  3. Bersifat keilmuan
  4. Menjelaskan proses dan hubungan kausalitas
HUBUNGAN KAUSALITAS: hubungan sebab-akibat, pembentuk dari suatu peristiwa, menunjukkan ketergantungan atau hubungan dari dua realitas.


STRUKTUR
Teks eksplanasi menyerupai teks prosedur dalam penjelasan proses. Namun secara keseluruhan, perbedaan teks eksplanasi dan teks prosedur dapat dilihat dari struktur dan tujuannya. Berikut strukturnya.
  1. Pernyataan umum, berisi tentang penjelasan awal dari suatu peristiwa
  2. Urutan sebab-akibat, berisi kronologi peristiwa dari awal sampai akhir.
  3. Interpretasi, berisi kesimpulan, penjelasan dampak peristiwa tersebut, dan pendapat tentang peristiwa yang dijelaskan.

KAIDAH KEBAHASAAN
  • Pemakaian kalimat pasif
  • Memakai konjungsi kausal dan waktu
  • Banyak istilah ilmiah
  • Kata kerja material dan relasional
  • Kalimat berita

CONTOH TEKS EKSPLANASI

Contoh 1




MENGAPA PERUBAHAN IKLIM MEMICU KEBAKARAN HUTAN DI BERBAGAI NEGARA?

Nationalgeographic.co.id - Kebakaran hutan tak terkendali terjadi di beberapa negara seperti Portugal, Yunani, Spanyol, Swedia, dan California. Para peneliti mengatakan, bencana ini berkaitan dengan pemanasan global. Faktor-faktor seperti penebangan liar dan pengelolaan hutan yang kacau juga telah memicu frekuensi dan intensitas kebakaran.
“Hutan memang sudah sakit, namun perubahan iklim adalah akseleratornya,” kata David Bowman, profesor perubahan biologi lingkungan dari University of Tasmania.
Menurut para pemadam kebakaran, resep terbaik untuk memicu kebakaran adalah cuaca yang panas, kering, dan berangin. Iklim seperti itu, kini terjadi lebih sering akibat perubahan iklim.
“Selain membuat udara lebih kering dan panas, perubahan iklim juga menciptakan lebih banyak ekosistem yang rentan terbakar,” kata Christoper Williams, direktur ilmu lingkungan di Clark University.
Dalam 20 tahun terakhir, Prancis dan Portugal telah mengalami tiga hingga empat kali kekeringan ekstrem. Padahal, itu biasanya hanya terjadi sekali dalam satu abad. Iklim kering berarti akan semakin banyak pohon, semak, dan rumput yang mati. Ini menciptakan lebih banyak bahan bakar untuk api.
“Tahun-tahun penuh kekeringan menimbulkan lebih banyak biomassa yang mudah terbakar,” kata Michel Vennetier, insinyur di National Research of Science and Technilogy for Evironment and Agriculture (IRSTEA).
Untuk membuat keadaan memburuk, semakin banyak spesies-spesies baru yang tumbuh di wilayah kering.
“Tanaman yang menyukai kelembapan telah menghilang, digantikan dengan tumbuhan mudah terbakar yang ‘berteman’ dengan cuaca kering -- seperti rosemary dan lavender,” kata Vennetier.  “Perubahannya terjadi cukup cepat,” imbuhnya.

Tanaman yang haus
Dengan curah hujan yang semakin sedikit, pohon dan semak-semak akan mengirim akarnya lebih dalam ke tanah. Ini dilakukan agar bisa menghisap lebih banyak air yang menyuburkan daunnya. Namun, sebagai akibatnya, uap air di Bumi yang mampu memperlambat kobaran api tidak ada lagi. Di belahan bumi utara, musim kebakaran biasanya berlangsung pendek – hanya di bulan Juni dan Agustus saja.
“Namun, saat ini, periode rentan kebakaran terjadi di bulan Juni hingga Oktober,” kata Thomas Curt, ilmuwan dari IRSTEA.
Bahkan, di California, tidak ada lagi periode kebakaran. Beberapa ahli mengatakan, bencana tersebut bisa menyerang California kapan saja, sepanjang tahun. Perubahan iklim tidak hanya memicu kebakaran, tetapi juga meningkatkan intensitasnya.
“Jika api terlalu intens, seperti yang terlihat saat ini di California dan Yunani beberapa minggu lalu, tidak ada waktu pasti kapan itu bisa dihentikan,” kata Flannigan.
Dengan suhu yang semakin panas, kumbang-kumbang mulai mengarah ke hutan boreal Kanada. Mendatangkan malapetaka dan merusak pohon sepanjang perjalanan.
“Wabah kumbang ini meningkatkan kerentanan pada kebakaran karena ia menambah banyak pohon-pohon yang mati,” kata Williams.
Secara global, hutan menyimpan 45% karbon Bumi dan menyerap seperempat emisi gas rumah kaca yang diciptakan manusia. Namun, ketika hutan mati dan terbakar, beberapa karbon dilepaskan kembali ke atmosfer dan akhirnya berkontribusi pada perubahan iklim. Kemudian, perubahan iklim akan menyebabkan kebakaran di Bumi. Menurut peneliti, proses ini seperti lingkaran setan yang tidak ada ujungnya.



Contoh 2

Komentar